
Pangeran Diponegoro ditakuti karena suka menjatuhkan
kutukan kepada siapapun yang ingkar janji dan mengkhianati dia. Karena
ia memiliki kekuatan spiritual akibat penguasaan agama dan suka bertapa,
maka orang sekelilingnya menganggap barang-barang pribadi dia seperti
tongkat memiliki kekuatan.
Saat di pengasingan, sisa makanannya dianggap dapat menyembuhkan
penyakit. Dalam peperangan ia diyakini kebal peluru. Residen Pietermaart
memperhatikan waktu Diponegoro duduk bertelanjang dada di pekarangan
Benteng Amsterdam. Ia melihat bahwa tak ada bekas luka tembak di badan
Diponegoro padahal saat perang sang pangeran tertembak di dada kiri dan
lengan kanannya.
Terkait “kesaktiannya” memunculkan banyak dugaan. Tapi Diponegoro
nampaknya...