 Sinopsis Film:
Sinopsis Film:Film  ini berawal dari ide Gareth Evans, seorang sutradara asal Inggris yang  melakukan dokumentasi terhadap pencak silat Indonesia pada tahun 2006.  Dokumentasinya ini mempertemukannya dengan sebuah perguruan pencak silat  di sumatera barat. Dan muncullah ide untuk membuat sebuah film  komersial untuk memperkenalkan pencak silat ke seluruh dunia. Sisa kru  dan cast adalah orang Indonesia.
Dibingangi  Iko Uwais (salah satu murid terbaik Silat Tiga Berantai) sebagai tokoh  utama bernama Yuda yang melakukan perjalanan ke Jakarta untuk mencari  jati diri, Christine Hakim sendiri berperan sebagai ibu Yuda.
Latar  belakang Gareth Evans sendiri, walaupun orang Inggris, tapi dia menikah  dengan wanita keturunan Jepang-Indonesia dan telah tinggal di Jakarta  sejak 2006.
Film  Pencak Silat ini akan rilis tepat waktu (semoga) pada April 2009, dan  diklaim sebagai film pencak silat Indonesia dalam 20 tahun terakhir.

Film Merantau memposting video2 blog / behind the scenes, dan dari video2 itu, tampaknya film ini cukup terjamin
di twitch ama /film dah panas neh trailer, film Indonesia pertama yang saya tau mendapat buzz begitu di website-website luar  dan ternyata di Cannes Festival nanti Merantau merilis 20 menit pertamanya. Wow
  dan ternyata di Cannes Festival nanti Merantau merilis 20 menit pertamanya. Wow
 dan ternyata di Cannes Festival nanti Merantau merilis 20 menit pertamanya. Wow
  dan ternyata di Cannes Festival nanti Merantau merilis 20 menit pertamanya. WowFilm Merantau Tayang di Festival Film Cannes
Tidak ada pilihan lain bagi film Merantau selain harus box office. Biaya produksi sangat besar dan prosesnya lumayan lama. Sebagai salah satu upayanya, film yang terinspirasi bela diri silat itu muncul di Festival Film Cannes di Prancis pekan ini.Soal berapa biaya keseluruhan pembuatan film Merantau,  Ario Sagantara (produser film yang disutradarai Gareth Huw Evans, pria  asal Wales, Inggris, itu), belum bisa memastikan. Ario mengatakan,  filmnya saat ini masih masuk tahap editing jelang mixing dan  sedang dikurangi durasinya agar bisa sesuai dengan standar durasi film  bioskop di Indonesia. “Sekarang durasi aslinya masih 215 menit. Coba  kami kurangi menjadi 110 sampai 115 menit,” ujarnya bersama Evans dan  Daiwanne P. Ralie, line producer, saat ditemui Jawa Pos di Plasa Senayan Jumat lalu (15/5).
Syuting film Merantau dilakukan  di dua lokasi, Bukit Tinggi dan Jakarta, mulai 4 November 2008 hingga  akhir Februari 2009. “Sangat lama. Ketika orang membuat film ada yang  satu minggu, kami tidak. Sebab, kami tidak ingin asal jadi, tapi  benar-benar yang berkualitas,” tandas Ario.
Jika  film yang dibuat secara instan saja sudah menghasilkan uang sampai  ratusan juta, bahkan miliaran rupiah, kata Ario, bisa dibayangkan berapa  besar biaya pembuatan Merantau. “Maka, tidak ada pilihan lain, harus box office,” ucapnya.
Bahkan, barutrailerfilmnya saja, tim Merantau sudah  memasarkan ke pasar internasional. “Kami coba Hongkong Film Mart. Kami  juga kerja sama dengan Departemen Budaya dan Pariwisata serta agen  distribusi internasional,” ulasnya.
Reaksi  masyarakat film luar negeri ternyata positif. Hanya dengan membawa 30  DVD berisi trailer sepanjang tiga menit ditambah tiga potongan adegan,  banyak pihak yang mendukung dan tertarik. “Ada beberapa negara yang  tertarik, tapi belum deal, maka belum bisa saya sebut,” kata Ario.
Namun, Merantau patut berbangga. Filmnya diterima Festival Film Cannes dan menjadi satu-satunya film Indonesia yang diputar di sana. “Kami memang kenalkan dulu ke internasional, sejauh mana mereka tertarik dengan film kami,” terusnya.
Ario  menambahkan, pihaknya sebenarnya juga sudah mengirim permohonan ikut  serta ke beberapa negara untuk festival, seperti Festival Film Toronto.  “Tapi, target kami Cannes, karena semua berpusat di sana. Di bioskop  Indonesia jadwalnya 6 Agustus,” papar pria yang saat itu berkaus gambar  Bruce Lee tersebut.
Pihaknya mengklaim, sudah sekitar 20 tahun di Indonesia tidak ada film aksi seperti Merantau.  Kebetulan, Evans yang merangkap jabatan sebagai sutradara, penulis  skrip, dan editor sudah mengenal silat sejak 2005. Sebab, dia pernah  membuat film dokumenter tentang bela diri khas Indonesia itu.
Pada dasarnya, kata Evans, ide keseluruhan berawal pada 2007 ketika dirinya membuat film dokumenter tersebut. “Bagi saya (silat) ini mengagumkan,” tukasnya.
Evans  merasa punya satu misi yang sama dengan Ario, Maya Evans (istrinya yang  ikut terlibat di belakang layar), dan Anne (sapaan akrab Daiwanne)  untuk membuat film yang berbeda agar masyarakat punya pilihan. “Kami  mencoba membawa silat lebih universal dalam tema, cerita, dan karakter  pemain. Sehingga, dari mana pun berasal, baik dari Amerika maupun  Indonesia, Anda bisa memahami cerita dan karakter dengan baik,” tutur  pria kelahiran 6 April 1980 itu.
Menurut  Evans, silat memiliki karakter yang khas dan berbeda dari bela diri  lain yang ada di dunia. “Gerakannya, cara menangkis, menendang, dan  setiap bagiannya. Teknik mungkin bisa sama (dengan bela diri lain, Red),  tapi tetap ada perbedaan,” jelasnya.
Film Enter the Dragon yang dibintangi Bruce Lee merupakan film aksi pertama yang dia tonton dan menjadi salah satu inspirasi dalam membuat film Merantau. “Dulu ayah saya juga sering mengajak menonton film pertarungan lain, seperti pertarungan dengan samurai,” ujar Evans.
bagi yang Pengen Download Silahkan Klik disini Merantau.Warrior.2009.DVDRip.XviD-chizoik.avi 
 22.10
22.10
 imam
imam
 
 Posted in:
 Posted in:  

 










 :a:
 :a:
 :b:
 :b:
 :c:
 :c:
 :d:
 :d:
 :e:
 :e:
 :f:
 :f:
 :g:
 :g:
 :h:
 :h:
 :i:
 :i:
 :j:
 :j:
 :k:
 :k:
 :l:
 :l:
 :m:
 :m:
 :n
 :n



 
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar di sini,, karena komentar anda adalah motivasi buat saya dan blog saya, sebelumnya terimaksih sudah mau berkunjung di FaatLive Thanks By Faat