UANG KERTAS INDONESIA 
TAHUN 1946 – 2011
(Serta uang kertas jaman  Belanda dan Jepang)
-
 -
-Mata  uang pertama yang dimiliki Republik Indonesia setelah merdeka adalah Oeang Republik Indonesia atau ORI. Pemerintah memandang perlu untuk  mengeluarkan uang sendiri yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah tapi juga  sebagai lambang utama negara merdeka.
-
Resmi  beredar pada 30 Oktober 1946, ORI tampil dalam bentuk uang kertas bernominal satu sen dengan gambar muka keris terhunus dan gambar belakang teks undang  undang ORI ditandatangani Menteri Keuangan saat itu A.A. Maramis. Pada hari itu juga dinyatakan  bahwa uang  Jepang dan uang Javache Bank tidak berlaku lagi. ORI pertama dicetak oleh Percetakan  Canisius dengan desain sederhana dengan  dua warna dan memakai pengaman serat halus.
-
Presiden  Soekarno menjadi tokoh yang paling sering tampil dalam desain uang  kertas ORI dan uang kertas Seri ORI II yang terbit di Jogjakarata  pada  1  Januari 1947, Seri ORI III di Jogjakarta pada 26 Juli 1947, Seri ORI Baru di Jogjakarta pada 17 Agustus 1949, dan Seri 17 Agustus 1949, dan Seri Republik Indonesia  Serikat (RIS) di Jakarta pada 1 Januari 1950.
-
Meski  masa peredaran ORI cukup singkat, namun ORI telah diterima di seluruh wilayah  Republik Indonesia dan ikut menggelorakan semangat perlawanan  terhadap penjajah. Pada Mei 1946, saat suasana di Jakarta genting,  maka Pemerintah RI memutuskan untuk melanjutkan pencetakan ORI di daerah  pedalaman, seperti di Jogjakarta,  Surakarta dan Malang. (Sumber: Wikipedia). 
-
Uang kertas ORI (Oeang Republik  Indonesia)
-
 -
--

 -
--
 -
--


 -
--
 -
--

 -
-- -
-
 -
--

 -
--
 -
--
 -
--

 -
--
 Uang ORI Rp.100 dengan tandatangan  Maramis
Uang ORI Rp.100 dengan tandatangan  Maramis-
-
 Uang ORI Rp.100 dengan tandatangan  Hatta-
 Uang ORI Rp.100 dengan tandatangan  Hatta-
 -
- -
-Uang ORI Rp.600 dengan tandatangan  Hatta
-
-
Uang kertas RIS (Republik  Indonesia Serikat)
-

 -
--

 -
-Republik Indonesia Serikat, disingkat RIS, adalah suatu  negara federasi  yang  yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan 3  pihak dalam Konferensi Meja Bundar yaitu Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga  oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) (UNCI) sebagai  perwakilan PBB.
-
Pemerintahan RIS (kabinet ministerial) dipimpin  oleh Perdana Menteri Mohammad Hatta, sedangkan Presidennya adalah Soekarno.  Republik Indonesia Serikat  yang beribu kota di Jakarta, terdiri beberapa negara bagian,  yaitu:
-
Republik Indonesia. 
Negara Indonesia Timur.  
Negara Pasundan.. 
Negara Jawa Timur. 
Negara Madura. 
Negara Sumatra Timur. 
Negara Sumatra Selatan.  
-
Di samping itu, ada juga  negara-negara yang berdiri sendiri dan tak tergabung dalam federasi,  yaitu:
-
Jawa Tengah. 
Kalimantan Barat. 
Dayak Besar. 
Daerah Banjar. 
Kalimantan Tenggara. 
Kalimantan Timur (tidak  temasuk bekas wilayah Kesultanan Pasir). 
Bangka.
Belitung.
Riau. 
-
Republik Indonesia Serikatdibubarkan pada 17 Agustus 1950, dan kembali menjadi Negara  Kesatuan Republik Indonesia, dengan kendali sepenuhnya dari presiden  Soekarno (kabinet presidential) beserta wakil presiden Mohammad Hatta.  (Sumber: Wikipedia).
-
UANG KERTAS REPUBLIK INDONESIA
-
1951
-
-
-
 -
--
UANG KERTAS BANK INDONESIA 
-
Sekilas Sejarah Berdirinya Bank Indonesia (BI)
-
Sebelum kelahiran Bank Indonesia, kebijakan moneter secara terbatas telah dilaksanakan oleh bank sirkulasi pada saat itu, yaitu De Javasche Bank.
-
Agar pengelolaan bank sentral dapat dilakukan menurut kebijakan pemerintah di bidang moneter dan perekonomian, maka pada tahun 1951 De Javasche Bank dinasionalisasikan. Setelah itu didirikan Bank Indonesia milik negara, dengan badan hukum berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 11 tahun 1953 tentang Penetapan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia.
-Dalam Undang-Undang (UU) No. 11 tahun 1953 tentang Penetapan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia, dijelaskan bahwa Bank Indonesia (BI) didirikan untuk menggantikan De Javasche Bank N.V. sekaligus bertindak sebagai bank sentral Indonesia. Sebagai badan hukum milik negara, BI berhak melakukan tugas-tugas berdasarkan Undang-Undang Bank Sentral. Berkedudukan di Jakarta, BI mengemban tugas, antara lain: menjaga stabilitas rupiah, menyelenggarakan peredaran uang di Indonesia, memajukan perkembangan urusan kredit, dan melakukan pengawasan pada urusan kredit tersebut.
-Pada saat undang-undang tersebut dirumuskan, Presiden De Javasche Bank, Mr. Sjafruddin Prawiranegara, dalam laporan tahunan De Javasche Bank tahun 1951/1952, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa hak bank sirkulasi untuk mencetak dan mengedarkan uang, dapat dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai sumber keuangan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu dibentuk Dewan Koordinasi sebagai jembatan antara kepentingan pemerintah sebagai pemilik dengan pihak bank sentral yang memerlukan independensi dalam hal penetapan dan/atau pelaksanaan kebijakan moneter.
-Dengan modal bank sebesar Rp 25 juta, BI memiliki usahausaha bank antara lain: memindahkan uang (melalui surat atau pemberitahuan dengan telegram, wesel tunjuk, dan lain-lain), menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran, mendiskonto surat wesel, surat order, dan surat-surat utang, serta beberapa usaha lainnya.
-Berkaitan dengan hubungan BI dan pemerintah, telah ditetapkan dalam UU tersebut, bahwa BI wajib menyelenggarakan kas umum negara dan bertindak sebagai pemegang kas pemerintah Republik Indonesia (RI). BI juga memberi uang muka dalam rekening koran kepada pemerintah RI.
-Pada awal berdirinya, struktur organisasi BI meliputi 12 bagian di kantor pusat Jakarta, 15 kantor cabang di dalam negeri, dan 2 (dua) kantor perwakilan di luar negeri. Bagian-bagian yang terdapat di kantor pusat adalah: bagian pembukuan, bagian kas dan uang kertas bank, bagian urusan efek, bagian pemberian kredit Jakarta, bagian sekretaris dan urusan pegawai, bagian urusan wesel, bagian pemberian kredit pusat, dana devisa, bagian statistik ekonomi, urusan umum, bagian luar negeri, dan bagian administrasi pusat.
-15 kantor cabang yang terdapat di dalam negeri adalah Manado, Pontianak, Kediri, Yogyakarta, Palembang, Medan, Makassar, Banjarmasin, Malang, Solo, Semarang, Surabaya, Bandung, Padang, dan Cirebon. Sedangkan 2 kantor di luar negeri adalah bank cabang Amsterdam dan New York.
-Direksi bank pada periode ini terdiri atas seorang gubernur (pimpinan), seorang gubernur pengganti I, seorang gubernur pengganti II, dan beberapa orang direktur. Gubernur yang menjabat pada periode 1953-1959 adalah Sjafruddin Prawiranegara dan Loekman Hakim.
- Gubernur pertama BI,  Sjafruddin  Prawiranegara
Gubernur pertama BI,  Sjafruddin  Prawiranegara -
Susunan personalia di kantor pusat antara lain Ong Sian Tjong yang menjabat sebagai Kepala Bagian Pembukuan, R.H. Djajakoesoema sebagai Kepala Bagian Pembantu Sekretarie, dan Go Wie Kie sebagai Kepala Bagian Pembantu Wesel. Di kantor cabang antara lain adalah Tan Liang Oen, Agoes Gelar Datoek Radjo Nan Gadang, M. Rifai, D.D Ranti, dan beberapa orang lainnya.
-Selama  periode 1953-1959,  dilakukan peresmian dan  penutupan beberapa kantor cabang dan kantor perwakilan. Pembukaan kantor cabang  dilakukan di Ambon (17  Maret 1956), Ampenan  (15 Agustus 1957), dan Jember  (8 Februari 1958). (Sumber: Bank  Indonesia)
-
1952
-

 Rp. 5 – 1952
Rp. 5 – 1952-
-

 Rp.10 – 1952
Rp.10 – 1952-
-

 Rp.25 – 1952
Rp.25 – 1952-
-

 Rp.50 – 1952
Rp.50 – 1952-
-


Rp.100 – 1952
-
-

 Rp. 500 – 1952
Rp. 500 – 1952-
-


Rp.1000 – 1952
-
-
1953 
-
 Rp.1 – 1953
Rp.1 – 1953-
-
1956
-
 Rp.1  – 1956
 Rp.1  – 1956-
-

 Rp.2,5  – 1956
Rp.2,5  – 1956-
-
1957
-
 Rp.5  – 1957
 Rp.5  – 1957-
-
 Rp.50 – 1957
 Rp.50 – 1957-
-
 Rp.100 – 1957
 Rp.100 – 1957-
-

 Rp.2.500  – 1957
 Rp.2.500  – 1957-
-
1958
-

Rp.5 – 1958
-
-
 Rp.25 – 1958
 Rp.25 – 1958-
-
 Rp.100 – 1958
 Rp.100 – 1958-
-
 Rp.1000  – 1958
 Rp.1000  – 1958-

 Rp.5000 – 1958
  Rp.5000 – 1958
-
1959 
-
 Rp.5  – 1959
 Rp.5  – 1959-
-
 Rp.10  – 1959
 Rp.10  – 1959-
-
 Rp.25 – 1959
 Rp.25 – 1959-
-
 Rp.50 – 1959
 Rp.50 – 1959-
-
 Rp.100 – 1959
 Rp.100 – 1959-
-
 Rp.1.000  – 1959
 Rp.1.000  – 1959-
-
1960
-

 Rp.5  – 1960
 Rp.5  – 1960-
-

 Rp.10  – 1960
 Rp.10  – 1960-
-
 Rp.50  – 1960
 Rp.50  – 1960-
-
 Rp.100 – 1960
 Rp.100 – 1960-
-
1961
-
 Rp.1 – 1961
 Rp.1 – 1961-
-
 Rp.2,5  – 1961
 Rp.2,5  – 1961-
-
1963
-
 Rp.10  – 1963
 Rp.10  – 1963-
-
1964
-
 1  sen – 1964
 1  sen – 1964-
 5 sen  – 1964
 5 sen  – 1964-
 10  sen – 1964
 10  sen – 1964-
 25  sen – 1964
 25  sen – 1964-
 50  sen – 1964
 50  sen – 1964-
 Rp.1 – 1964
 Rp.1 – 1964-


Rp.25 – 1964
-

 Rp.50  – 1964
 Rp.50  – 1964-
 -
- Rp.100 – 1964
Rp.100 – 1964-
 -
- Rp.10.000 – 1964
 Rp.10.000 – 1964-
-
1968
-


Rp.2,5 – 1968
-

Rp.10 – 1968
-
 Rp.50  – 1968
 Rp.50  – 1968-
 Rp.100  – 1968
 Rp.100  – 1968-
 Rp.1.000 – 1968
 Rp.1.000 – 1968-
-
1975
-
 Rp.1.000 – 1975
 Rp.1.000 – 1975-
 Rp.5.000  – 1975
 Rp.5.000  – 1975-
 Rp.10.000  – 1975
 Rp.10.000  – 1975-
-
1977
-
 Rp.100 – 1977
 Rp.100 – 1977-
 Rp.500  – 1977
 Rp.500  – 1977-
-
1980
-
 Rp.1.000 – 1980
 Rp.1.000 – 1980-
-
-
-
1982
-
 Rp.500 – 1982
 Rp.500 – 1982-
-
1984
-
 Rp.100 – 1984
 Rp.100 – 1984-
-
1985
-
 Rp.10.000  – 1985
 Rp.10.000  – 1985-
-
1986
-
 Rp.5.000  – 1986
 Rp.5.000  – 1986-
1987
-
1988
-

 Rp.500  – 1988
 Rp.500  – 1988-
-
1992
-
 Rp.100  – 1992
 Rp.100  – 1992-
 Rp.500  – 1922
 Rp.500  – 1922-
 Rp.1.000  – 1992
 Rp.1.000  – 1992-
 Rp.5.000  – 1992
 Rp.5.000  – 1992-
 Rp.10.000 – 1992
 Rp.10.000 – 1992-
-
1993
-
 Rp.50.000 – 1993
 Rp.50.000 – 1993-
-
1995
-
 Rp.20.000  – 1995
 Rp.20.000  – 1995-
-
1998
-
 Rp.10.000  – 1998
Rp.10.000  – 1998-
 Rp.20.000  – 1998
 Rp.20.000  – 1998-
-
1999
-
 Rp.50.000  – 1999
 Rp.50.000  – 1999 Rp.100.000  – 1999
 Rp.100.000  – 1999-
-
2000
-
 Rp.1.000  – 2000
 Rp.1.000  – 2000-
-
2001
-
 Rp.  5.000 – 2001
 Rp.  5.000 – 2001-
-
2004
-
 Rp. 20.000 – 2004
 Rp. 20.000 – 2004-
 Rp.100.000  – 2004
 Rp.100.000  – 2004-
-
2005
-
 Rp.10.000  – 2005
 Rp.10.000  – 2005-
 Rp.50.000  – 2005
 Rp.50.000  – 2005-
-
2009
-

 Rp.2.000  – 2009
Rp.2.000  – 20092010
-
2011
 Rp. 20.0000 seri/emisi tahun 2004 desain baru.
Rp. 20.0000 seri/emisi tahun 2004 desain baru.
-
 Rp. 50.0000 seri/emisi tahun 2005 desain baru.
Rp. 50.0000 seri/emisi tahun 2005 desain baru.
-
 Rp. 100.0000 seri/emisi tahun 2004 desain baru.
Rp. 100.0000 seri/emisi tahun 2004 desain baru.
-
TERBITAN KHUSUS
-

-
-
-
UANG KERTAS JAMAN PENDUDUKAN  BELANDA (Netherland Indie)
-
 Tahun 1920
Tahun 1920-
-
 Tahun 1925
Tahun 1925-
-

 Tahun 1926
Tahun 1926-
-
 Tahun 1928
Tahun 1928-
-

 Tahun 1930
Tahun 1930-
-

 Tahun 1936
Tahun 1936-
-
 Tahun 1938
Tahun 1938-
-
 Tahun 1939
Tahun 1939-
-

 Tahun 1943
Tahun 1943-
-
 Tahun 1943
Tahun 1943-
-
 Tahun 1946
Tahun 1946-
-
 Tahun 1946
Tahun 1946-
-
 Tahun 1946
  Tahun 1946 -
 -
 Tahun 1947
Tahun 1947-
-
-
UANG KERTAS JAMAN  PENDUDUKAN JEPANG (Dai Nippon) , 1942 -1945
-

 -
- -
--
 -
--
 -
-

 -
--
-
-
 -
--
 -
--

 -
--
 -
--
-
-
 -
--
 -
--
 -
--
-
UANG ORIDA (Oeang  Republik Indonesia Daerah Atjeh), 1947-1948
-
 -
--
 -
--
 -
--
 -
--
 -
--
 -
--

 -
--
Uang Republik  Indonesia Propinsi Sumatra (URIPS) 1948
-

 -
--

 -
--

 -
--

 -
--
 -
--
 -
--
 -
--
 -
--
 -
--

 -
--
Uang kertas PRRI (Pemerintah  Republik Revolusioner Indonesia)
- -
-
 -
- -
- -
-
-
 -
- -
-
Pemerintahan Revolusioner  Republik Indonesia(biasa disingkat dengan PRRI) merupakan sebuah gerakan  koreksi dari daerah akibat ketimpangan pembangunan antara pusat  (Jakarta) dengan daerah-daerah lain, dan semakin kuatnya cengkraman PKI terhadap kekuasaan melalui  Presiden Soekarno. Gerakan koreksi ini mencapai puncaknya tanggal 15 Februari 1958 dengan keluarnya ultimatum dari  Dewan Perjuangan di Padang, Sumatera Barat. 
-
Semua tokoh PRRI adalah para pejuang kemerdekaan, pendiri dan pembela NKRI. Sebagaimana  ditegaskan Ahmad Husein dalam rapat Penguasa Militer di Istana Negara April 1957;  Landasan perjuangan daerah tetap Republik Proklamasi dan berkewajiban  untuk menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indoensia tercinta.
-
Namun, gerakan koreksi atau gerakan penyelamatan negara  yang tumbuh di daerah-daerah itu dipukul habis oleh Pusat (Jakarta) dengan mengerahkan  pasukan darat, laut dan udara ke Sumatra Tengah dan Sulawersi Utara, sebuah pengerahan pasukan militer terbesar yang pernah  tercatat di Indonesia.
-
Sampai sekarang, gerakan koreksi dari daerah ini masih selalu kelam. Dan di dalam  buku-buku sejarah Indonesia selalu disebutkan bahwa PRRI adalah gerakan pemberontakan, dan gerakan anti Jawa. Namun  sejarah akan selalu berhasrat untuk terus diluruskan.
-
Kabinet PRRI
-
*-Mr. Sjafruddin Prawinegara sebagai Perdana Menteri  merangkap Menteri Keuangan, 
*-Dahlan Djambek sebagai Menteri Dalam Negeri, kemudian  diserahkan kepada Mr. Assaat Dt. Mudo, 
*-Maluddin Simbolon sebagai Menteri Luar Negeri, 
*-Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo sebagai Menteri Perhubungan dan  Pelayaran, 
*-Moh. Syafei sebagai Menteri PPK dan  Kesehatan, 
*-J.F. Warouw sebagai Menteri  Pembangunan, 
*-Saladin Sarumpaet sebagai Menteri Pertanian dan  Perburuhan, 
*-Muchtar Lintang sebagai Menteri Agama, 
*-Saleh Lahade sebagai Menteri Penerangan,
*-Ayah Gani Usman sebagai  Menteri Sosial,
*-Dahlan Djambek  sebagai Menteri Pos dan Telekomunikasi setelah Mr. Assaat sampai di Padang. –  (Sumber: Wikipedia).
 10.16
10.16
 imam
imam
 













 Posted in:
 Posted in:  

 










 :a:
 :a:
 :b:
 :b:
 :c:
 :c:
 :d:
 :d:
 :e:
 :e:
 :f:
 :f:
 :g:
 :g:
 :h:
 :h:
 :i:
 :i:
 :j:
 :j:
 :k:
 :k:
 :l:
 :l:
 :m:
 :m:
 :n
 :n



 
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar di sini,, karena komentar anda adalah motivasi buat saya dan blog saya, sebelumnya terimaksih sudah mau berkunjung di FaatLive Thanks By Faat