Pekanbaru, Riau - Masyarakat diimbau jangan khawatir akan pemberlakuan
redenominasi mata uang rupiah, yang direncanakan akan diberlakukan mulai
2014. Bank Indonesia menyatakan, pada dasarnya nilai harga mata uang
rupiah akan tetap sama saja.
"Yang harus diperhatikan dan agar implementasinya jangan sampai nanti dianggap semacam pemotongan uang," katanya. Istilah bagi pemotongan nilai mata uang itu adalah sanering, sebagaimana pernah terjadi pada dasawarsa '50-an karena hiper inflasi.
Beda di antara kedua istilah itu adalah, pemotongan uang memang terjadi atau nilai uang dipotong. Sementara redenominasi, nilai uang tetap sama namun jumlah angka nol dikurangi. Pada masa lalu, berlaku pecahan satu ketip, alias satu sen yang sama dengan satu ringgit.
"Jadi prinsipnya seperti itu dan saya tidak tahu persis seperti apa nantinya. Yang jelas bagaimana masyarakat itu menganggap tidak ada yang berubah, karena kalau nanti ada uang sen maka jadi panik dan inflasi malah naik," katanya menjelaskan.
Redenominasi rupiah hanya salah satu alternatif seperti di Turki yang membuat redenominasi lira Turki, sebagai contoh negara yang berhasil dalam melakukan redenominasi. Demikian juga dengan Brazil yang me-redenominasi mata uang cruzeiro mereka.
"Harus pelan-pelan dan sosialisasinya secara intensif. Sesuai dengan undang-undang mata uang, makanya kami usulkan kepada pemerintah dan sudah banyak yang minta supaya lebih memudahkan untuk bertransaksi," katanya lagi.
Menteri Keuangan ,Agus Martowardojo, sebelumnya mengatakan, rencana pemerintah melakukan kebijakan redenominasi nilai tukar rupiah jangan sampai mengulang kegagalan kebijakan yang sama dan terjadi pada tahun 1965.
"Di Indonesia pada 1950 dan 1959, kita pernah melakukan sanering. Lalu pada 1965 kita pernah melakukan redominasi mata uang. Bisa dikatakan ketiga-tiganya tidak sukses jadi kita mau meyakinkan bahwa kalau program redenominasi yang mau kita lakukan itu betul-betul sudah benar, sudah tepat waktunya," kata Agus.
Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Riau, Hari Utomo, menyatakan, "Karena pada dasarnya
itu harganya sama dan tidak merubah daya beli." Dapat memakai
permisalan dulu kita beli barang untuk satu unit telefon genggam seharga
Rp1.000.000, nanti harganya menjadi Rp1.000. Jadi kemampuan daya beli
sama, tidak berubah.
"Yang harus diperhatikan dan agar implementasinya jangan sampai nanti dianggap semacam pemotongan uang," katanya. Istilah bagi pemotongan nilai mata uang itu adalah sanering, sebagaimana pernah terjadi pada dasawarsa '50-an karena hiper inflasi.
Beda di antara kedua istilah itu adalah, pemotongan uang memang terjadi atau nilai uang dipotong. Sementara redenominasi, nilai uang tetap sama namun jumlah angka nol dikurangi. Pada masa lalu, berlaku pecahan satu ketip, alias satu sen yang sama dengan satu ringgit.
"Jadi prinsipnya seperti itu dan saya tidak tahu persis seperti apa nantinya. Yang jelas bagaimana masyarakat itu menganggap tidak ada yang berubah, karena kalau nanti ada uang sen maka jadi panik dan inflasi malah naik," katanya menjelaskan.
Redenominasi rupiah hanya salah satu alternatif seperti di Turki yang membuat redenominasi lira Turki, sebagai contoh negara yang berhasil dalam melakukan redenominasi. Demikian juga dengan Brazil yang me-redenominasi mata uang cruzeiro mereka.
"Harus pelan-pelan dan sosialisasinya secara intensif. Sesuai dengan undang-undang mata uang, makanya kami usulkan kepada pemerintah dan sudah banyak yang minta supaya lebih memudahkan untuk bertransaksi," katanya lagi.
Menteri Keuangan ,Agus Martowardojo, sebelumnya mengatakan, rencana pemerintah melakukan kebijakan redenominasi nilai tukar rupiah jangan sampai mengulang kegagalan kebijakan yang sama dan terjadi pada tahun 1965.
"Di Indonesia pada 1950 dan 1959, kita pernah melakukan sanering. Lalu pada 1965 kita pernah melakukan redominasi mata uang. Bisa dikatakan ketiga-tiganya tidak sukses jadi kita mau meyakinkan bahwa kalau program redenominasi yang mau kita lakukan itu betul-betul sudah benar, sudah tepat waktunya," kata Agus.
sumber : (ANTARA News)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar di sini,, karena komentar anda adalah motivasi buat saya dan blog saya, sebelumnya terimaksih sudah mau berkunjung di FaatLive Thanks By Faat